Berderu Lebih Keras di Va Va Voom! Vol.2

22 October 2016

Setelah sukses menggelar hajatan pertamanya di House of Sampoerna September lalu, Va Va Voom! hadir lagi dengan volume ke-2 nya di pertengahan bulan kemarin, tepatnya hari Sabtu tanggal 15 Oktober 2016. Pindah venue ke area outdoor Marvell City yang lebih luas dari venue sebelumnya, lineup yang diboyong oleh event yang mendeskripsikan diri sebagai “music showcase slash artshow slash culinary experience” ini notabene lebih cadas dari seri pertamanya, yang folky lineup-nya memang sangat cocok dinikmati di kompleks museum yang bernuansa laidback. Kali ini ada 4 band yang turut ‘urun suara’ yaitu Hi Mom!(Surabaya), Timeless(Surabaya), Under The Big Bright Yellow Sun(Bandung), dan Scaller(Jakarta), yang mana semuanya memiliki 1 benang merah dari musik satu sama lain : distorsi.

 

Sama seperti Va Va Voom! Vol.1, sebelum memasuki sajian utama berupa music showcase di malam harinya pengunjung dapat menikmati serangkaian acara menarik yang berhubungan dengan dunia seni, yaitu berupa workshop. Kali ini ada workshop Poster Art ‘Gambar Umbul’ oleh Dwiky KA(Dysania Submerch), lalu dengan syarat dan ketentuan berlaku pengunjung juga berkesempatan untuk mendapatkan bandana dan handmade leather lanyard secara gratis. Dan tentu saja, jangan lupakan sederetan booth makanan dan minuman kekinian yang siap menjadi support system untuk ketersediaan energi Anda baik sebelum maupun sesudah sesi music showcase.

 

Venue masih tampak sepi sampai akhirnya music showcase dimulai. Diawali oleh Hi Mom!, pengunjung pun mulai menyemut menuju area panggung walau masih dalam tahap ‘malu-malu’ karena belum merapat ke bibir panggung. Energi Hi Mom! yang sepertinya sedang berada pada salah satu titik paling exciting dalam hidup--sebentar lagi mereka akan segera merilis album baru, The Youth is The Real Time Bomb--seakan makin meyakinkan penonton bahwa sisa malam itu akan jadi menyenangkan. ‘Lagu wajib’ dari EP Gerimis Saat Kemarau seperti “Titik Balik yang Sempurna” dan “Menuju Rumah” tentu saja tak ketinggalan untuk dibawakan. Walau tak sampai membuat penonton berbasah-basahan dan mandi keringat tapi di 2 nomor tersebut terdengar para penonton ikut bernyanyi. Kali ini Hi Mom! Juga turut membawakan satu lagu dari album baru mereka. Single tersebut berjudul “Penghuni Telinga”, sebuah track yang dancey dan genit, seolah memang dimaksudkan untuk menerobos masuk ke telinga dan bercokol terus dalam kepala kita.

 

Masih pada putaran local treasure,kini saatnya Timeless yang naik panggung. Banyak membawakan lagu-lagu dari rilisan teranyar mereka Between and Beyond, ternyata selain memiliki performa panggung yang ciamik Timeless juga memiliki jiwa yang dermawan, terbukti dengan mereka menghadiahi CD dan kaos kepada penonton yang beruntung. Sempat tampil di Rock in Celebes tahun lalu, Timeless kini sedang hangat diperbincangkan di kancah musik Tanah Air. Another proof bahwa masih banyak talenta-talenta lokal Surabaya yang sedang dalam perjalanannya menuju ‘matang’, semoga kedepannya bisa makin merajalela.

 

Band ketiga, Under The Big Bright Yellow Sun kemudian melanjutkan tampuk kekuasaan panggung tanpa banyak basa-basi. Membawakan komposisi-komposisi post-rock tanpa departemen vokal alias instrumental, tidak membuat penonton lantas tetap berdiri dari jarak ‘malu-malu’ seperti sebelumnya. Penonton justru sigap merapat ke bibir panggung, dan langsung larut dalam lapis demi lapis bebunyian yang diproduksi oleh band yang telah terbentuk sejak 2007 ini. Aksi menggesek gitar layaknya biola yang dieksekusi oleh Meng(treble guitar, noisy sounds) menambah dramatis penampilan UTBBYS malam itu. Lucunya, saat Didi(bass) hendak mengucapkan sepatah-2 patah kata untuk berterima kasih atas kehadiran Arek-Arek Suroboyo malam itu di gig UTBBYS, ternyata mic vokal volumenya dikecilkan hingga titik minimum. Walau sempat beberapa saat ‘berbicara tanpa suara’ tapi penonton tentu saja tetap mengapresiasi walau sedikit terkikik, maklumlah dari awal probabilitas para personil UTBBYS untuk banyak bicara di atas panggung tampaknya begitu kecil, tapi ternyata perkiraan meleset, hehehe.

 

Tak terasa jam sudah melewati jam 9 malam, saatnya band terakhir mengambil alih panggung. Scaller, duo asal Jakarta yang beranggotakan Reney Karamoy(vokal, gitar) dan Stella Gareth(vokal, synth) ini ternyata cukup perfeksionis, entah mereka yang perfeksionis atau penonton yang sudah tak sabar menyaksikan aksi mereka, tapi proses mereka men-setting alat agaknya terasa sedikit kelamaan. Tapi semua itu langsung dibayar lunas dengan performa menggigit dari duo yang telah merilis 1 EP dengan judul tahun lahir mereka, 1991. Ternyata ‘1991’ tak hanya menggambarkan tahun lahir personil Scaller saja tapi juga merupakan their favorite year in music, dimana pada tahun itu band-band seperti Nirvana, Oasis, dan Smashing Pumpkins berjaya di industri musik dunia. Spirit 90’an itu sedikit banyak terasa dalam musik Scaller, terutama dalam vokal raw Stella yang pada beberapa manuver akan mengingatkan kita pada Alanis Morissette. Ini merupakan kali pertama Scaller bertandang ke Surabaya, dan mereka takjub betapa banyak penonton yang telah hafal lagu-lagu Scaller. Selain membawakan lagu-lagu dari EP 1991 Scaller juga membawakan 1 lagu baru berjudul “Upheaval”, sebuah komposisi instrumental yang rencananya akan ada dalam album penuh yang akan segera mereka rilis akhir tahun ini. Menutup panggung malam itu dengan nomor anthemic “The Youth” yang cocok dijadikan mars berangkat perang, full album Scaller tampaknya menjadi salah satu album yang patut dinantikan kelahirannya.

 

Teks & foto : Nadia Maya Ardiani