Menikmati Sejuknya Musik Folk di Folk Music Festival 2016

07 September 2016

(14/05) Folk Music Festival 2016 (FMF 2016) berjalan syahdu di Lembah Dieng Malang. Banyak penonton datang dari berbagai kota bahkan berbagai negara, mulai dari Malang sendiri sampai dari Singapura berbondong-bondong menuju Kota Apel yang sejuk ini. FMF 2016 rasanya pas sekali dijadikan “pelarian” tipis-tipis di akhir minggu untuk menikmati musik dan musisi yang meneduhkan, merilekskan persendian otak yang makin terasa penat. Dihelat untuk kedua kalinya setelah tahun 2014, kali ini FMF hadir dengan lineup yang tak kalah sakti dari edisi sebelumnya, yaitu Wake Up, Iris!, Teman Sebangku, Littlelute, AriReda, Silampukau, White Shoes & The Couples Company, Aurette and The Polska Seeking Carnival, Christabel Annora, Liyana Fizi, Tigapagi, Danilla, Mocca, dan Float. Jajaran lineup yang bisa dibilang ‘durian runtuh’ bagi pecinta musik Tanah Air. Tak hanya sajian musik, FMF yang diselenggarakan oleh SATSCO ini juga menghadirkan Records dan F&B Market serta Workshop Kolase dan Macrame untuk makin memeriahkan perhelatan kali ini.

Wake Up, Iris! yang notabene adalah musisi tuan rumah (band ini berbasis di Malang) membuka FMF siang itu dengan lantunan musik bernafas Irlandia yang rancak, seakan mengajak penonton bermain di padang rumput yang cerah. Dilanjut oleh Teman Sebangku, duet minimalis (musiknya hanya bersenjata 1 gitar) asal Bandung yang baru saja merilis album penuh perdana mereka, Hutan Dalam Kepala. Teman Sebangku membawakan komposisi-komposisi menyenangkan yang membuat kepala penonton angguk-angguk santai mengikuti liukan lincah petikan gitar Doly Harahap dan akrobat vokal Sarita Rahmi. Penampil selanjutnya tak kalah ceria, ada Littlelute yang juga berasal dari Bandung dan membawakan musik yang mengingatkan pendengarnya akan kenangan indah di masa kecil, sungguh menggemaskan!  

Tongkat estafet panggung beralih ke AriReda, pasangan duet yang sudah berkolaborasi sejak 33 tahun yang lalu ini membawakan puisi-puisi yang ada dalam albumnya “Menyanyikan Puisi” dengan sangat ciamik. AriReda menyanyikan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Hujan Bulan Juni”, yang sebelumnya mereka bercerita bahwa puisi karya Sapardi ini sudah bermertamofosis menjadi banyak bentuk karya mulai dari puisi, musikalisasi puisi, lagu, novel, bahkan kini kabarnya akan merangkak menjadi sajian film. Selain “Hujan Bulan Juni”, “Aku Ingin” juga berhasil membuat penonton berteriak-teriak histeris. Puisi karya Sapardi yang ini memang sangat romantis, AriReda juga mengingatkan bahwa ini puisi karya Sapardi Djoko Damono, bukan karya Kahlil Gibran. Ternyata diluar, banyak yang salah mengartikan penulis puisi “Aku Ingin”. Duet yang juga sedang menjalani tur Still Crazy After All These Years Tour ini berhasil membius Lembah Dieng, apalagi kunjungan AriReda ke Jawa Timur ini terbilang peristiwa langka.

Setelah AriReda penonton Folk Music Festival semakin “liar”, merapat ke depan panggung, menanti duo asal Surabaya, Silampukau! Suara khas ala Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu ini berhasil membuat penonton di Lembah Dieng Malang bernyanyi bersama. Silampukau menjadi band penutup di sesi pertama dalam acara Folk Music Festival 2016 sebelum break maghrib, namun terpantau jarang sekali ada penonton yang beranjak dari tempat duduk masing-masing. Bahkan banyak mata yang mencoba mencari celah untuk menonton di baris depan, sampai mepet-mepetan hingga berdesakan dengan penonton lainnya.

White Shoes & The Couples Company tampil membuka sesi kedua dengan memukau dan energik. Sari, sang vokalis, tak berhenti-hentinya bernyanyi dan berdansa ke berbagai sisi panggung. Bahkan sampai turun panggung dan bernyanyi ditengah-tengah penonton. Aksi Sari tersebut akhirnya mengundang ledakan tepuk tangan dan teriakan dari fans White Shoes & The Couples Company. Selanjutnya penonton kembali dimanjakan dengan band asal Yogyakarta, Aurette and The Polska Seeking Carnival yang baru saja ‘bangun’ dari hiatus panjangnya. Di panggung FMF 2016, Aurette and The Polska Seeking Carnival membawakan single pertamanya yang berjudul ‘I Love You More Than Pizza’ dan menutup panggung dengan lagu andalan mereka, ‘Wonderland’. Di tengah-tengah penampilan Aurette, ada aksi yang mengejutkan seantero Lembah Dieng, seorang penonton laki-laki, berkaca mata, dan berambut ikal, berdiri dari kursi dan menyanyikan lagu Aurette dengan sangat lantang. Aksi itu tidak hanya mengejutkan seluruh penonton yang akhirnya membuahkan riuh tepuk tangan, tapi juga mengejutkan seluruh personil Aurette and The Polska Seeking Carnival.

Christabel Annora, menjadi penampil selanjutnya di panggung FMF 2016. Baru muncul di atas panggung, biduan asal Malang ini sudah ramai diteriaki oleh penonton. Paras ayu yang dimiliki oleh Ista memang membuat seluruh laki-laki “mati gaya”, bahkan ada yang sibuk terus menerus meneriaki “Mbak Istaa….Mbak Istaa….”. Selain itu juga, Ista ternyata ialah seorang guru musik. Ista juga baru menelurkan album pertamanya, Talking Days, yang perdana dapat ditemukan di FMF 2016 ini. Setelah Christabel Annora berhasil menghibur penonton, Liyana Fizi juga tak kalah memukau. Penyanyi perempuan asal Negeri Jiran, Malaysia ini begitu lucu diatas panggung. Setiap ia selesai menyanyikan lagu, selalu menyapa penonton dengan “halooo..” menggunakan aksen Malaysia yang khas. Lagu “Teduh” yang dibawakan oleh Liyana Fizi membuat seluruh mata penonton seolah-olah sendu, apalagi kalau ia sudah mulai memetik gitar akustiknya. Setelah itu Liyana Fizi juga menyanyikan lagu “Kaku” yang terinspirasi dari ragamnya etnis di Malaysia, namun masih kurangnya rasa toleransi alias masih kerap kali adanya diskriminasi disana.

Berikutnya Tigapagi merajai panggung dengan lantunan musik yang kental bernuansa tradisional Sunda. Bermain tanpa jeda seperti biasanya, band yang juga sempat mewarnai lineup Folk Music Festival edisi perdana di Surabaya ini membawakan nomor-nomor membius yang ditingkahi instrument khas Sunda seperti seruling, membuat malam itu semakin adem. Hujan turun makin deras saat Tigapagi perform, tapi rasanya hal itu tidak menjadi masalah bagi siapapun yang hadir, terlihat dari nihilnya sosok-sosok yang beranjak dari posisi duduk masing-masing. Lanjut ada Danilla yang menjadi salah satu musisi yang paling ditunggu-tunggu di panggung FMF 2016. Begitu Danilla muncul diatas panggung teriakan demi teriakan lantas bermunculan. Danilla membuka aksinya di panggung FMF dengan lagu “My Favorite Things”. Ia juga memainkan pianikanya saat menyanyikan lagu “Berdistraksi”. Sayang Danilla tak membawakan banyak lagu kali ini (begitu juga mayoritas musisi lain di sesi kedua, yang sepertinya terkendala waktu).

Semakin malam, crowd semakin memanas. Mocca naik tahta, penonton bersorak makin riuh. Membawakan lagu-lagu favorit Swinging Friends (sebutan fans Mocca) seperti “Me and My Boyfriend” & “I Remember”, energi positif dari Arina Ephipania cs sontak menular ke penonton dan membuat penonton lupa kalau mereka sedang kehujanan. Dan akhirnya sampailah pada penampil pamungkas, Float. Saat video pembuka diputar saja penonton sudah ikutan sing along, dan akhirnya saat lagu pertama yaitu single terbaru “Keruh” dibawakan mulailah terjadi karaoke massal. Klimaks terjadi saat Float membawakan nomor sakti “Sementara”, yang bahkan membuat Meng, sang vokalis seakan tak mendapatkan kesempatan bernyanyi karena segenap crowd merapalkan tiap bait lirik dengan mantap ;p.

Overall, hari itu menjadi hari yang sangat mengesankan bagi pecinta musik Tanah Air khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya. Bukti nyata bahwa festival musik bermutu tak hanya ada di Ibu Kota. Tak sabar menunggu Folk Music Festival 2017!

 

Naskah & Foto : Nadia Maya Ardiani, Virgina Sanni