Pameran Intimacy : Mengamati Proses Arsitektural

03 June 2016

ARA Studio merupakan sebuah firma perancangan desain di Surabaya yang dibentuk pada tahun 2012. ARA Studio Office beralamatkan di Jl. Trunojoyo no. 91, Surabaya. Dalam prosesnya sendiri ARA studio meyakini advanced research and collaboration design sebagai metode esensial dalam sebuah proses pembuatan design, yang kemudian menjadi jembatan yang menghubungkan praktik mereka dengan berbagai disiplin ilmu di luar arsitektur.


Tanggal 20 Mei - 3 Juni ini ARA Studio mengadakan pameran arsitektur yang bertajuk “Intimacy”. Pameran ini menampilkan misi yang berbeda, mengajak orang untuk memahami proses arsitektur tidak bisa dilihat secara hasil akhirnya saja. Senada seperti yang diungkapkan oleh kurator ARA Studio Ayos Purwoaji, bahwa sebelum sebuah karya arsitektur lahir, ada serangkaian proses yang panjang yang mendahului pembuatannya.


Adanya pemikiran akan arsitektur yang berbeda menyebabkan ARA Studio menghadirkan pameran arsitek tidak hanya dari hasil rancang bangunan arsitektural sebagai sajian utamanya, melainkan juga menghadirkan sesuatu yang lebih abstrak lagi. Adapun itu seperti : semangat, proses, pendekatan, negosiasi, tegangan, dan dialog yang telah ARA lakukan dalam mengembangkan budaya studionya selama 4 tahun terakhir.


Di ruang utama “Pameran Intimacy” ARA Studio, ada potongan – potongan kayu kecil dengan bentuk berbagai macam dibentuk seperti puzzle. Biasanya dalam pameran arsitektur, pengunjung hanya bisa melihat dan memahami sebuah karya arsitektural, namun disini pengunjung dibawa untuk lebih melebur merasakan bagaimana proses pembuatan rancangan bangunan arsitektural, sehingga dapat langsung bereksperimen dengan potongan kayu. Tampilan selanjutnya adalah berbagai hasil karya rancangan arsitek, dibuat oleh siswa-siswi sekolah dasar yang telah dikunjungi oleh tim ARA Studio guna memperkenalkan dunia arsitek. Selain itu juga dipamerkannya kolase foto - foto proses pembangunan dari rancangan design arsitek yang yang telah dibuat, serta terdapat potongan percakapan berupa foto screenshoot chat tentang pembicaraan tim ARA studio dengan klien mulai dari bulan Januari -April 2016 yang telah mereka arsipkan menjadi 2 catatan yang tebalnya masing-masing bisa mencapai 400 lembar, buat pengunjung mungkin butuh waktu satu hari atau lebih untuk menelisik keseruan obrolan bersama klien. Catatan itu berisi negosiasi, humor, keinginan klien, persetujuan, pertentangan dan masih banyak lagi tanpa ada yang ditutupi ataupun disensor oleh manajemen ARA Studio.


Disamping itu, terdapat pula video tentang bagaimana proses tim ARA merancang sebuah karya arsitektural, bagaimana technical meeting-nya, proses briefing, proses design, hingga proses perancangan design arsitektur bangunan jadi. Menariknya, ada tempelan puluhan barcode di dinding yang berisi tentang informasi klien dari ARA, serta proses arsitektural hingga berupa bangunan jadi. Pengunjung bisa mendapatkan informasi klien ARA dengan cara scan barcode dengan smartphone yang sudah disediakan, dari salah satu barcode yang ditempel kemudian akan tampil informasinya.


Masih banyak keunikan lain yang ditampilkan dalam pameran arsitektur yang bertajuk “Intimacy” ini. Termasuk barang pribadi ataupun hobi dari tim ARA Studio juga masuk di dalam koleksi pameran. Gambar-gambar hasil corat-coret, mainan miniature, hingga koleksi guitar effect juga berjejer apik. Tajuk “intimacy” secara gamblang disuguhkan, tim ARA Studio menggunakan pendekatan rasional dan interaktif dalam pameran kali ini. Penonton seolah-olah diajak masuk untuk merepon setiap objek dan wajah dari ruang pamer. Ayos Purwoaji mengatakan bahwa ingin menghadirkan suasana batas yang melebur antara pengunjung dan karya-karya yang hadir, sehingga pengunjung diharapkan dapat merasakan ego yang terjadi saat proses pembuatan karya arsitektural tersebut.

(Virgina/Chyntia/Luluk)