Ada Apa dengan Cinta? 2 : Rasa yang Samakah seperti yang Lalu?

12 May 2016

“Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu JAHAT!” (Cinta, AADC 2)

Kalimat diatas adalah kalimat paling fenomenal sepanjang awal tahun 2016 hingga Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) dirilis tepat 28 April 2016. Penonton yang berasal dari generasi 90-an pasti sudah berdebar menanti kisah lanjutan dari cerita Rangga dan Cinta. Mengulik sedikit ke belakang, di film AADC 1 Cinta dan Rangga berpisah di bandara dengan cara yang manis. Saling mengecup tipis dan berujung pada puisi yang meminta Cinta untuk menanti sekian purnama di Indonesia.

Kala itu AADC 1 menjadi sebuah film yang fenomenal dan digadang-gadang sebagai titik bangkit perfilman Indonesia. Lantas bagaimana dengan AADC 2? Melihat pencapaian angka penonton saat hari petama tayang mencapai sekitar 200.000 orang, tak bisa dipungkiri AADC 2 memang sangat mencuri hati. Secara gambar, Riri Riza berhasil menangkap eksotisme Yogyakarta dan New York. Saya yakin setelah menonton AADC 2, penonton akan sibuk mencari tahu dimana letak setting pengambilan gambar dan berekreasi ke tempat tersebut.

AADC 2 masih lekat dengan sajak-sajak yang begitu identik dengan sosok Rangga (Nicholas Saputra), hanya saja Chairil Anwar berganti dengan Aan Mansyur, yang memang sudah terkenal dengan bait-bait diksi yang menggetarkan hati. Aan berhasil membangun ‘rasa’ dari film AADC 2. Setiap bait yang dibacakan oleh suara teduh khas Rangga membuat roh dari sajak karya Aan Mansyur hidup.

Disisi lain ada premis cerita yang janggal dari film AADC 2, jika dikaitkan dengan AADC 1 film ini seolah tak memiliki keterkaitan secara langsung. Film AADC 2 justru lebih condong memiliki keterkaitan dengan cerita yang pernah dibuat oleh salah satu aplikasi sosial media yang menampilkan pertemuan kembali Rangga dan Cinta (Dian Sastrowardoyo). Sangat disayangkan, rasa yang dibentuk dalam AADC 2 tidak move on dari roman picisan kisah SMA. Padahal potensi rasa yang ‘dewasa’, lebih nanar dalam penantian, masih dapat digali dari film tersebut. Belum lagi ada beberapa penempatan produk sponsor yang lumayan sedikit mengganggu estetika film.

Adegan menarik yang ada di dalam film AADC 2 adalah ketika Rangga dan Cinta menghabiskan satu malam untuk mengelilingi Yogyakarta. Chemistry keduanya memang tak bisa diragukan lagi. Di adegan tersebut, perihal 14 tahun berpisah bukanlah menjadi persoalan yang besar. Rangga bertransformasi dari pria dingin dan egois menjadi sedikit hangat dan bahkan sempat menanggalkan ‘tembok’ ke-jual mahal-annya (saya nggak mau spoiler hehe). Cinta tampil lebih luwes, masih dengan karakter labil, sedikit emosional, tapi saya menikmati gambar ketika Cinta senyum-senyum bahagia bersama Rangga.

Ada satu adegan lagi yang dari sisi ‘rasa’ patut diacungi jempol. Adegan tersebut ketika Geng Cinta—Cinta(Dian Sastrowardoyo), Maura(Titi Kamal), Karmen(Adinia Wirasti), Milly(Sissy Priscillia)- berlibur di Yogyakarta, namun ada perang emosional antara Cinta dan Karmen. Adegan tersebut sukses membuat haru, reuni 14 tahun dengan kisah dan kehidupan yang berbeda menambah cerita di dalam persahabatan Geng Cinta.

Secara keseluruhan film AADC 2 berhasil mengobati rindu dari kisah romansa Rangga dan Cinta. Pencapaian yang menjulang di kuantitas jumlah penonton juga membuat film ini terus meroket tinggi. Namun tetap menurut saya, kisah Cinta dan Rangga lebih baik berhenti di bangku SMA saja.

Naskah : Virgina Sanni/Nadia Maya A.

Foto :   Ulin Rostiti